Hasil pemusatan cahaya tersebut adalah panas yang suhunya mencapai 3500o C, atau setara dengan 2-3 kali panasnya tungku api yang biasa digunakan untuk pengolahan besi.
Untuk membuat matahari buatan ini dibutuhkan listrik yang tidak sedikit. Saat Synlight dioperasikan selam 4 jam, listrik yang dipakainya sama dengan listrik yang dipakai oleh 1 rumah dengan 4 orang penghuni selama 1 tahun.
Jika banyak makan listrik,
untuk apa Synlight dibuat?
Tujuan adalah untuk menemukan teknologi baru yang mampu menghasilkan listrik dari cahaya matahari yang lebih efektif dan efisien. Jika penelitian dilakukan dengan hanya memanfaatkan cahaya matahari langsung, kualitas cahaya yang diterima kurang kuat dan akan menyulitkan para peneliti. Apalagi untuk wilayah Eropa yang jumlah cahaya mataharinya tidak sebanyak matahari yang diterima Indonesia. Makanya digunakan cahaya matahari buatan agar peneliti dapat mengumpulkan data dan hasil uji coba penelitian yang lebih akurat.
Jadi, listrik dalam jumlah besar tersebut adalah pengorbanan awal yang diambil oleh para peneliti Synlight agar dapat menemukan teknologi photovoltaic yang lebih canggih dan lebih efektif menghasilkan listrik.